Informasi / Berita Terkini / Lokakarya Perencanaan BICOLLAB Fase II Menuju Laboratorium Rujukan Internasional

Lokakarya Perencanaan BICOLLAB Fase II Menuju Laboratorium Rujukan Internasional

Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates melaksanakan Lokakarya Perencanaan Program Bilateral Collaboration on Laboratory (BICOLLAB) Fase II dengan Commenwealth Scientific and Industrial Research Organisation (CSIRO) -  Australian Centre for Disease Preparedness (ACDP), Australia untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas BBVet Wates sebagai laboratorium rujukan World Organization of Animal Health (WOAH) untuk penyakit Avian (AI) berstandar Internasional. (Jumat, 4/8/2023)

Kepala BBVet Wates, drh. Hendra Wibawa, M.Si, Ph.D menjelaskan bahwa Lokakarya ini merupakan kegiatan BICOLLAB fase II (dua) yang akan memperkuat BBVet Wates menuju laboratorium rujukan WOAH untuk penyakit Avian Influenza berstandar Internasional level Asia Tenggara melalui penguatan kapasitas pengujian, penjaminan mutu, dan manajemen biorisiko terhadap penyakit infeksi baru dan penyakit zoonotic lainnya.

Hendra memaparkan bahwa kegiatan ini mendukung salah satu sasaran strategis Kementerian Pertanian yaitu terkendalinya penyebaran organisme pengganggu tumbuhan dan dampak perubahan iklim pada tanaman serta penyakit pada hewan. Selain itu, juga mendukung salah satu sasaran program Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, yaitu meningkatnya luas wilayah yang terbebas dari Penyakit Hewan Menular (PHM) strategis dan terkendalinya jumlah kasus zoonosis yang terjadi penularan kepada manusia, serta tugas fungsi BBVet Wates.

“Sesuai tugas BBVet Wates sebagai Laboratorium referensi nasional AI, koordinator monitoring virus influenza pada hewan (IVM) dan ASEAN Regional Reference Centre for Bioinformatics, maka BICOLLAB ini menguatkan kapasitas dan kapabilitas BBVet Wates dalam standar jaminan mutu, manajemen biorisiko, kapasitas pengujian dan surveilans penyakit infeksius,” tambah Hendra di Aula BBVet Wates, 04/08.  

 

Pada kesempatan yang sama, Tim ACDP dihadiri oleh Project Manager – International Program, Dr. Gemma Clark, bersama Teresa Limm, dan Astri Prabandari menyebutkan bahwa focus program logic fase kedua yang akan berlangsung empat tahun sampai dengan tahun 2027, berfokus pada tiga target capaian akhir program yang telah ditetapkan oleh DFAT Australia untuk penguatan dan pengembangan BBVet Wates agar semakin ahli pada penyakit AI, infeksi dan penyakit baru di Asia Tenggara.   

“Kita telah identifikasi berbagai kegiatan penting BICOLLAB dalam Program Logic dengan pencapaian akhir program agar BBVet Wates ekspert dalam hal diagnostik, penjaminan mutu dan manajemen biorisiko, serta kapasitas penyediaan bahan biologis rujukan pengujian sesuai standar WOAH,” imbuhnya.  Gemma juga menginformasikan bahwa Program BICOLLAB fase dua bertujuan agar BBVet Wates bisa menjadi pemimpin dan membangun jejaring dalam penanganan penyakit infeksius yang memiliki potensi lintas batas dan zoonosis.  

Lokakarya dihadiri oleh Kepala BBVet Wates, koordinator dan sub koordinator, penanggung jawab dan wakil penanggung jawab unit laboratorium, unit epidemiologi, unit Instalasi Kandang Hewan Percobaan, serta perwakilan bagian umum.  Selanjutnya, peserta Lokakarya didampingi Tim ACDP merumuskan rencana kegiatan BICOLLAB tahap kedua untuk meraih target capaian akhir program. 

Tiga capaian akhir program yang tercantum pada kerangka kerja BICOLLAB untuk  dicapai sampai dengan tahun 2027, yaitu 1. BBVet Wates memiliki sistem penjaminan mutu dan manajemen biorisiko yang lebih kuat sehingga laboratoriumnya dapat memenuhi kriteria sebagai laboratorium rujukan WOAH untuk AI, 2. Peran BBVet Wates di tingkat nasional dan regional mampu memperkuat jejaring dan meningkatkan sistem pertukaran informasi berbasis data Influenza utama dari Indonesia, dan 3. BBVet Wates berkontribusi dalam kesiapan Indonesia menghadapi penyakit menular, khususnya penyakit-penyakit lintas batas dan zoonotik di wilayah Asia Tenggara melalui kerja sama jejaring regional yang kuat.